Internet of Things untuk Kegiatan Kurban dari Teknik Fisika ITB

26 Agustus, 2019

Internet of Things untuk Kegiatan Kurban dari Teknik Fisika ITB

Bandung, tf.itb.ac.id – Pagi yang cerah di hari Minggu (11/08), umat Islam Indonesia sedang melaksanakan qurban dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Adha. Setiap masjid ramai dengan suara ramai manusia yang dipadu dengan hiruk pikuk ternak seperti kambing, domba, dan sapi. Kebahagiaan berbagi maupun menereima rezeki terlihat memancar dari tiap insan yang merasakan berkah hari ini.

Sedikit berbeda, Masjid Salman Insitut Teknologi Bandung tidak hanya ramai karena hal-hal seperti yang disebut di atas. Di dekat tempat pengumpulan ternak, ada sekumpulan pemuda yang justru menyiapkan hal-hal tidak lazim kala berkurban. Mereka malah berkutat dengan monitor, rangkaian elektronik, laptop, dan juga timbangan. Mereka menamai diri sebagai Tim Qurban IoT.

IoT sendiri adalah singkatan dari Internet of Things. Penggunaan istilah ini diperuntukkan kepada suatu sistem yang memungkinkan terjadinya transfer data dari objek ke objek tanpa melibatkan kerja dari manusia. Tentu saja, data yang diolah tersebut bisa diakses juga dimanfaatkan oleh operator ataupun yang berkepentingan.

Qurban IoT sendiri adalah sebuah proses qurban yang melibatkan teknologi mikrokontroller dalam mengambil, memproses, dan memvisualisasikan data dari ternak yang akan diqurbankan.

Prosesnya diawali dengan peletakkan RFID tag terlebih dahulu pada ternak sehingga setiap ternak memiliki identifikasi spesifik. Berikutnya, ternak ditimbang dan diukur temperaturnya dan secara otomatis data tersebut akan langsung masuk ke dalam mikrokontroller. Data mentah tersebut akan diteruskan ke server lokal sebagai pusat data yang hanya bisa diakses oleh operator. Terakhir, data yang telah divisualisasi dapat diakses oleh pengguna melalui koneksi internet ke penyimpanan cloud melalui web dan ditampilkan lewat HMI (Human Machine Interface).

Semua hal di atas ditampilkan secara seksama oleh tim ITB yang bekerja sama dengan rumah amal Salman. Pengunjung masjid, mulai dari anak-anak sampai wisatawan asing, sangat tertarik dan penasaran dengan karya tim Qurban IoT ini.
“Keren sih, zaman makin maju, sudah sewajarnya kita juga bisa menggunakan teknologi untuk hal-hal bermanfaat seperti membantu beramal, ” ujar salah seorang pengunjung.

Tujuan dari tim IoT Qurban sendiri memanglah membantu pelaksanaan qurban agar lebih fleksibel. “Maksud fleksibel di sini itu, kita bisa tidak hadir secara langsung untuk melihat proses qurban, cukup punya internet, kita bisa langsung melihat keadaan sebelum ternak kita diqurbankan, ” ujar Farhan salah satu punggawa tim Qurban Iot.

Lebih jauh lagi, alat hasil rakitan mereka ini mampu membantu untuk melakukan pendataan berkala terkait qurban suatu masjid. Pendataan berkala ini bisa dilaksanakan karena kebisaan alat ini untuk menyimpan data dalam bentuk database. “Misalnya Salman pakai alat ini, jadinya kita bisa lihat rata-rata berat ternak yang di qurbankan setiap tahunnya, tentu saja jika data itu ada, kita bisa banyak melakukan riset lanjutan dari sana, ” tambah Farhan lagi.

Selain mendemontrasikan karya mereka, pihak tim IoT Qurban juga melalukan konferensi pers. Kegiatan ini diwakilkan oleh dosen pembimbing tim IoT Qurban, pihak Rumah Amal Salman, dan Direktorat Metrologi. “Utamanya dari kegiatan ini bukan hanya mengenalkan IoT Qurban, tetapi memberikan pendidikan soal menimbang dengan keakuratan tinggi, ” ungkap perwakilan dari Metrologi.

Metrologi sendiri adalah sebuah cabang ilmu yang memiliki fokus dalam ilmu tera. Artinya, metrologi memiliki fungsi untuk menguji dan mengukur keakuratan sebuah alat pengukur, salah satunya timbangan. Alat timbang sistem IoT Qurban ini pun telah ditera oleh badan metrologi.

Oleh karena tujuannya juga melakukan pendidikan, setelah melakukan pameran alat, tim IoT Qurban berikutnya membuat video sosialisasi terkait menimbang daging hasil potong. Ini dilakukan agar masyarakat juga paham bahwa penting diketahui seberapa banyak daging yang sebenarnya bisa diolah dibanding berat karkasnya.

“Kami juga memberikan pengetahuan terkait cara menimbang yang benar agar akurat, ” tutup Farhan. Pameran dan video sosialisasi ini akhirnya ditutup dengan sebuah slogan; “Akurat menimbang, sempurnakan ibadah qurban”.