Angga (TF-2018) dan Tim D’Jagong Cookies Juara-2 dalam Ajang Universitas Indonesia Entrepreneur Series 2019

11 November, 2019

Bandung, tf.itb.ac.id – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung berhasil meraih prestasi juara II pada kompetisi Universitas Indonesia Entrepreneur Series (UIES) 2019. UIES merupakan ajang kompetisi mahasiswa tingkat nasional dengan mengajukan ide bisnis kreatif yang merupakan bagian dari program kerja kolaborasi antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM UI) dan Center for Entrepreneur and Development Studies (CEDS) UI.

Pada perhelatan kali ini, ITB berhasil meloloskan 1 tim perwakilannya yakni tim Auzora. Angga Dwi Cahya, FT ’18 yang tergabung dalam tim Auzora sekaligus founder dari bisnis D’Jagong Cookies bersama timnya, berhasil masuk 10 besar kriteria penilaian proposal ide bisnis terbaik sehingga ia bersama timnya wajib mengikuti sesi Induction hingga Pitching Product pada tanggal 6-9 November 2019 di Universitas Indonesia.

Ide usaha dengan nama D’Jagong Cookies  adalah sebuah ide produk untuk kepentingan kesehatan. “Kami membuat rancangan bisnis untuk memanfaatkan limbah organik, bonggol jagung, untuk dijadikan cookies bagi penderita Autism Spectrum Disorder(ASD), ” ujar Angga. Ide Angga dengan tim hadir karena ingin menyelesaikan kelangkaan makanan ringan untuk anak penderita ASD. “Anak ASD itu memerlukan makanan yang rendah gluten, ” lanjut Angga. Karena rendahnya nilai gluten pada bonggol jagung, maka mungkin sekali bonggol jagung yang sering dianggap sebagai limbah menjadi berguna buat orang lain..

Sesuai dengan tema kompetisi, The Role of Creativity Sustaining Business in Challenging Era, bukan hanya ide, Angga juga memberi model bisnis beserta faktor-faktor krusial lainnya. “Kami mengajukan bukan hanya ide, tetapi juga strategi pemasaran, keuangan, desain kemasan, juga varians rasa, ” jelas Angga.

Ia meyakini bahwa strategi pemasaran yang cocok untuk masa kini adalah pemanfaatan influencer. “Maunya, produk ini bisa diiklankan oleh teman-teman yang punya pengaruh di media sosial dan cukup dipercaya oleh generasi usia produktif, ” tambah Angga. Untuk model bisnisnya, ia juga tidak akan terpaku untuk menjual produk jadi dari inovasinya ini. “Kami berencana akan menjual bahan bakunya juga, yaitu tepungnya, harapannya semua orang bisa membuat cookies sesuai selera mereka masing-masing, ” ucapnya. Terakhir, soal desainnya, ia berencana untuk menjadikan kemasannya seperti mainan anak agar dapat menjangkau target pasar mereka yang banyak beririsan dengan anak-anak.

Terkait persiapannya, ia sempat kewalahan karena berbagai kesibukan di kampus. “Awalnya sempat pesimis, baru berhasil mengumpulkan proposal ide tepat saat jam pengumpulan, soalnya, ” pungkasnya sembai tertawa. Namun, berkat kerja keras dari dia dan temannya, Angga tetap berhasil menyampaikan ide dengan baik dan mampu meraih prestasi.