Silahturahmi Menjelang Romadhon

2 April, 2022

Kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, sangat kompleks, dan tidak terbayangkan saat ini sudah berlangsung selama dua tahun. Tidak datang dalam skala individual atau personal, namun dalam skala yang masif. Hal ini secara tidak langsung sekaligus meningkatkan kesadaran kita terhadap kehadiran Sang Pencipta serta memberikan tambahan energi tersendiri sebagai motivasi untuk terus melaksanakan perintah-Nya.

Pada kegiatan Silaturahmi Menjelang Ramadhan yang diadakan pada Senin, 28 Maret 2022 kemarin, Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, M.S.EE., Ph.D menyampaikan lima poin yang perlu diperhatikan sebagai seorang muslim ketika menjalankan ibadah puasa Ramadhan yang akan dimulai beberapa hari lagi.
Pertama, ada keinginan untuk meningkatkan kualitas taqwa kita. Dan taqwa bisa diberi makna lebih dalam lagi di masa-masa seperti ini, di era yang disebut VUCA, zaman yang penuh kerapuhan dan ketidakpastian, menjadi sangat penting untuk memiliki sense of direction.

Kedua, adalah senantiasa bersyukur. Seseorang yang bersyukur sesungguhnya dia menutup pintu untuk mengeluh, karena nikmat Tuhan selalu lebih banyak dari persoalan yang kita hadapi. Berkeluh kesah itu tidak menyelesaikan persoalan, melainkan menambah persoalan. Apabila kita membangun kebiasaan untuk senantiasa bersyukur, maka secara langsung kita tidak akan sempat untuk mengeluh. Akibatnya semua energi yang kita miliki tidak akan terbuang secara sia-sia.

Ketiga, memperoleh kebenaran. Dalam pelajaran agama terdapat doa khusus yang memiliki arti semoga kita bisa melihat yang benar jelas tampak benar dan yang salah jelas tampak salah. Puasa Ramadhan dimaksudkan untuk itu, memperoleh kebenaran, memupuk sebuah keyakinan, keyakinan untuk melaksanakan perintah-Nya.
Keempat, bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran. Kita berharap pada Ramadhan kali ini bisa kembali ke Al-Quran yang bisa menjadi kawan untuk menghadapi masa-masa yang tidak mudah. Bisa berbicara dengan kita, bisa memberikan semangat kepada kita, juga bisa menuntun kita untuk lebih dekat ke Sang Pencipta. Dan apabila Dia berkenan hadir ke dalam kehidupan kita, tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan.

Kelima, manusia berjalan menuju kesempurnaan. Pada saat di rahim ibu, sebagai makhluk kita belum sempurna. Lalu, ketika sudah dilahirkan, kesempurnaan kita semakin meningkat seiring berjalannya waktu selama kita menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Dan ujung kesempurnaan tertinggi adalah ketika kita dibukakan pintu Surga dan diperkenankan menatap Sang Pencipta.

Kelima poin tersebutlah yang disampaikan oleh Pak Hermawan pada kegiatan ini. Ditutup dengan sebuah pesan, bahwasanya Puasa Ramadhan dapat menjernihkan kita kembali, menyadarkan kembali bahwa saat ini kita sedang melakukan ‘perjalanan’ menuju surga-Nya.