Agustus 2012, Teknik Fisika Meraih Akreditasi Internasional ABET

25 Agustus, 2012

Pada penghujung bulan Agustus 2012,  Program Studi S1 Teknik Fisika (TF)  dinyatakan meraih Akreditasi Internasional ABET pada tahun 2012. Teknik Fisika pada tahun 2012 ini menyusul Teknik Elektro dan Teknik Kelautan yang meraih ABET pada tahun 2011.  Akreditasi ini adalah pengakuan internasional atas kualitas seluruh komponen dan siklus proses pembelajaran suatu program studi kerekayasaan. Pencapaian ini sebelumnya juga diraih oleh berbagai program studi Engineering Physics di berbagai universitas ternama, seperti Carnegie Mellon University, Harvard University, Pennsylvania State University dan Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat.
Pencapaian ini adalah buah perjuangan panjang sejak Teknik Fisika menyatakan dengan tegas cita-citanya untuk menjadi Program Studi belas dunia di tahun 1996, dan mencapai puncaknya selama 10 bulan proses akreditasi sepanjang tahun 2011.  Namun pengakuan yang dicapai pada tahun 2012 ini bukan akhir pekerjaan, melainkan awal babak baru perkembangan ilmu ke-Teknik Fisikaan di Indonesia.
Arti Meraih ABET bagi Suatu Program Studi
Akreditasi ABET adalah jaminan bahwa program studi yang memilikinya memenuhi standar kualitas pendidikan yang ditetapkan dunia kerja, yang dalam hal ini diwakili oleh asosiasi profesi internasional yang relevan. Hal ini terwujud berkat kerjasama ABET dengan berbagai asosiasi profesi internasional yang melahirkan kriteria baku mutu  pendidikan kerekayasaan ABET. Ini tercermin pula oleh organisasi tim penilai ABET yang semuanya adalah anggota asosiasi profesi internasional dan berpengalaman kerja profesional lebih dari 20 di bidang masing-masing.
ABET hanya mengakreditasi program studi yang telah terakreditasi secara nasional atau  regional. Untuk Indonesia, ini berarti ABET hanya akan mengakreditasi program studi yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN). 
Akreditasi ABET merupakan jaminan bagi para calon mahasiswa dan orang tua, bahwa mereka memilih institusi pendidikan yang berkualitas. Akreditasi ini juga merupakan jaminan bagi para pengguna lulusan bahwa mereka merekrut lulusan yang  siap menghadapi tuntutan adaptasi dan profesionalisme industri. Status akreditasi program studi adalah salah satu pertimbangan yang digunakan berbagai lembaga sertifikasi untuk menyeleksi calon penerimanya. Dari sisi Perguruan Tinggi, ketentuan yang berlaku pada akreditasi ABET juga menjadi penuntun untuk menyusun struktur mekanisme assessmen, evaluasi dan peningkatan kualitas pembelajarannya.
Apakah Teknik Fisika itu?
Teknik Fisika (Engineering Physics) ITB didirikan tahun 1950, dan sampai sekarang telah menghasilkan lebih dari 2000 alumni yang tersebar di berbagai bidang kerja. Alumni TF yang cukup dikenal masyarakat antara lain Karen Agustiawan (Direktur Pertamina), Ahmad Kalla (Presiden Direktur PT Bukaka Teknik Utama tbk), Fadel Mohammad (mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI), Kusmayanto Kadiman (mantan Menristek RI) dan Andrianto Handojo (Ketua Dewan Riset Nasional).
Ciri khas alumni TF adalah ketajaman analisis berbagai fenomena alam maupun sosial dari sudut pandang kesisteman, sehingga mampu bersinergi dengan berbagai keilmuan. Kemampuan analisis kesisteman ini tumbuh karena Teknik Fisika adalah disiplin keilmuan yang mengembangkan kerekayasaan dan teknologi baru berbasis ilmu Fisika dan Matematika yang kuat. Berbeda dengan disiplin kerekayasaan “tradisional”, seperti Teknik Elektro, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil, pengetahuan kerekayasaan Teknik Fisika sangat lebar, mencakup seluruh dasar rekayasa yang diperlukan pada disiplin rekayasa tradisional. Keluasan wawasan inilah yang membentuk lulusan TF sehingga mampu bersinergi dengan ilmu kerekayasaan lain, mampu mengembangkan diri lebih lanjut dalam ilmu-ilmu kerekayasaan tradisional, bahkan mengawinkan beberapa aspek keilmuan yang berbeda untuk menghasilkan ranah keilmuan baru yang dibutuhkan masyarakat.
Beberapa disiplin yang dikembangkan Teknik Fisika antara lain akustika, teknik pencahayaan, tata udara dan refrigerasi, instrumentasi dan kontrol, fisika medik, optoelektronik, semikonduktor dan fotonik, fusi dan termonuklir, fisika plasma.  Terdapat empat program Studi Teknik Fisika di seluruh Indonesia dan lebih dari 50 di seluruh dunia. Tiap program studi Teknik Fisika di suatu Perguruan Tinggi memilih bidang-bidang keilmuan yang dikembangkan sesuai dengan misi dan kebutuhan wilayah pada zamannya. Hampir setiap keilmuan yang dibentuk dalam lingkungan Teknik Fisika mempunyai visi pengembangan 20 tahun mendahului masanya. Sebagai contoh, Universitas Wisconsin mengembangkan bidang konsentrasi nuklir dan material, TU Delft mengembangkan bidang konsentrasi nano science and technology. Dari Teknik Fisika ITB sendiri, telah berkembang tiga jalur keilmuan utama, yaitu Lingkungan Binaan (Fisika Bangunan, Tata Cahaya, Akustika dan Tata Udara) sejak tahun 1960, Instrumentasi dan Kontrol sejak tahun 1980, Sistem Energi serta Perancangan dan Pemrosesan Material sejak tahun 2000. Bidang Fisika Bangunan berperan dalam perancangan akustik dan pencahayaan berbagai tempat pertunjukan di Indonesia, seperti auditorium Sasana Budaya Ganesa Bandung dan Gedung Usmar Ismail Jakarta. Salah satu sumbangan unik Teknik Fisika pada masalah dalam negeri Indonesia baru-baru ini adalah pengembangan sistem pengenalan suara ucap, yang banyak digunakan KPK untuk menganalisis pembicaraan telepon yang berindikasi kriminal.  
Buah Perjuangan Panjang
Bagi TF, raihan ABET adalah pengakuan atas keberhasilan komunitasnya melahirkan dan membesarkan cita-cita dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun. Perjalanan panjang inilah yang tidak bisa dipalsukan dalam dokumen manapun, karena hasilnya akan terrekam dan terpancar dari atmosfir akademik serta perilaku setiap sivitas akademiknya.
Teknik Fisika secara tegas menetapkan misi dan program kerjanya untuk menjadi program kelas dunia sejak tahun 1996. Sejak itu, secara sistematis Teknik Fisika giat membangun kelengkapan infrastruktur, staf akademik dan non akademik serta menghidupkan atmosfer akademik. Hal ini disertai pula oleh ketekunan memburu sumber-sumber pendanaan kompetitif untuk membangun kelengkapan tersebut.
Misi internasionalisasi ini bersambut dengan diraihnya pendanaan dalam skema “the improvement of Quality of Undergraduate Education Program” (the QUE Project) yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Indonesia dan didanai oleh Bank Dunia selama 1998-2004. Selama Que Project, dicanangkan untuk mengunggulkan atmosfer akademik, kerjasama studi dan riset luar negeri serta infrastruktur pembelajaran.
Dalam rangka mengunggulkan atmosfer akademik, pada proyek inilah Teknik Fisika mengenal dan mempelajari sistem akreditasi dan kriteria ABET. Sejak itu, semangat untuk meraih ABET  mewarnai seluruh kebijakan, kurikulum, kegiatan akademik dan infrastruktur Teknik Fisika. Berturut-turut kurikulum 2003 dan 2008 Teknik Fisika disusun untuk memenuhi target kompetensi lulusan sesuai kriteria ABET. Hasilnya  antara lain peningkatan indeks prestasi lulusan, persepsi terhadap kesesuaian sistem pembelajaran dengan kriteria ABET serta pendeknya masa tunggu pekerjaan pertama setelah lulus. Selain itu, Teknik Fisika ITB makin dikenal sebagai program studi yang kerap meraih pendanaan riset nasional maupun internasional.
Sejalan dengan mengalirnya pendanaan riset internasional, selama QUE Project tumbuh cara pandang baru terhadap daya saing internasional bagi lulusan TF. Staf pengajar makin giat melibatkan mahasiswanya dalam berbagai kerjasama pendidikan dan riset dengan universitas mitra di luar negeri. Berbekal pengalaman tersebut, cukup banyak mahasiswa yang kemudian berhasil mendapatkan posisi peneliti di berbagai universitas luar negeri bahkan sebelum lulus. Kinerja bagus ini membuat universitas mitra terus membuka kesempatan kerjasama internasional baru, termasuk beasiswa studi lanjut bagi mahasiswa TF angkatan-angkatan selanjutnya. Hasil ini mendorong TF untuk terus mewujudkan visinya menjadi program studi kelas dunia.
Sejak program ini pulalah Teknik Fisika mulai membangun fasilitas jaringan komputer, fasilitas komputasi paralel serta sumber daya sistem administrasi jaringan sehingga saat ini dikenal sebagai pengelola jaringan yang terbaik di ITB.
Selesainya Que Project dilanjutkan dengan peraihan Program Hibah Kompetensi B (PHKB) pada tahun 2005 – 2007. Program ini membangun sistem sertifikasi insinyur profesional bidang Instrumentasi dan Kontrol, bekerja sama dengan Persatuan Insinyur Indonesia. Sejak tahun 2008, Teknik Fisika membantu PII menyelenggarakan Program Sertifikasi insinyur Profesional, khususnya bidang Instrumentasi dan Kontrol.
Dampak program ini terhadap pembelajaran Teknik Fisika adalah bahwa mahasiswa TF dalam berbagai kesempatan, seperti kuliah, praktikum maupun kunjungan industri, diperkenalkan dengan konsep, keahlian dan perilaku profesional berorientasi pada dunia industri. Hal ini adalah salah satu kriteria yang disyaratkan ABET. Mahasiswa TF juga dibiasakan dengan sistem ujian online yang cara pelaksanaannya serupa dengan sistem ujian insinyur profesional (Fundamental Kerekayasaan test). Hanya tentunya materi ujian bagi mahasiswa adalah materi sesuai kurikulum Teknik Fisika. Sejak tahun 2009, ujian komprehensif model ini diberlakukan bagi semua mahasiswa yang akan lulus pendidikan Teknik Fisika, dan sejak tahun 2011 kelulusan ujian ini adalah syarat wajib kelulusan sarjana Teknik Fisika ITB.
Selanjutnya selama tahun 2008 – 2010, TF bersama Teknik Elektro dan TK meraih Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi (PHKI) yang didanai Dirjen Dikti dengan misi meraih akreditasi internasional. Misi Teknik Fisika pada masa ini adalah membangun lebih lanjut fasilitas laboratorium, serta memfasilitasi kegiatan penelitian S1 yang multidisiplin sesuai kriteria ABET. Pada masa ini mulai marak kerjasama penelitian tugas akhir mahasiswa S1 multidisiplin maupun lintas jurusan. Contohnya antara lain adalah tugas akhir S1 dengan topik pembangunan pilot plant biodiesel yang dihasilkan oleh mahasiswa TF dan TK. Bila mahasiswa TK fokus pada pengembangan resep produksi biodiesel dari berbagai biji-bijian non pangan, mahasiswa TF mengembangkan sistem instrumentasi, otomasi serta pemodelan dinamika dan optimisasi produksi untuk mengantisipasi perubahan dan ketersediaan bahan dari berbagai biji-bijian non pangan tersebut.
Puncaknya adalah sepanjang tahun 2011, saat proses akreditasi sesungguhnya berlangsung. Diawali dengan pengiriman Request for Accreditation ke markas besar ABET pada akhir Januari 2011, TF menyatakan kesiapannya untuk diakreditasi. Sebagai persyaratan utama akreditasi, TF menyusun dan mengirimkan Self Study Report pada akhir Juni 2011. Dokumen ini melaporkan sistem seleksi, pengembangan, manajemen dan integrasi sebelas aspek penilaian ABET untuk menghasilkan peningkatan kualitas pembelajaran yang berkesinambungan (Continuous Improvement). Kesebelas aspek ini adalah Mahasiswa, Obyektif Pendidikan (Program Educational Objective, PEO), Target Kompetensi  Mahasiswa (Student Outcomes, SO), Kurikulum, Kesinambungan Program Peningkatan Kualitas (Continuous Improvement), Sumberdaya akademik dan non akademik, Fasilitas, serta Dukungan Institusional.
ABET kemudian menetapkan Program Evaluator untuk mengevaluasi SSR dan meninjau kondisi kesebelas aspek tersebut dilaporkan di lapangan. Proses visitasi ini berlangsung selama tiga hari pada bulan November 2011. Selama visitasi ini, Program Evaluator bertemu langsung dan berdiskusi dengan mahasiswa, staf pengajar TF maupun program studi pendukung, pimpinan institusi serta Advisory Board. Program Evaluator juga meninjau seluruh fasilitas pembelajaran, termasuk kelas, laboratorium, sarana komputasi serta sarana penunjang lainnya. Berdasarkan evaluasi SRR dan visitasi inilah, ABET menyusun keputusan akreditasinya.
Lima tahun menghadapi puncak proses akreditasi tahun 2011, TF berupaya keras memastikan bahwa seluruh kriteria ABET telah terpenuhi. Seluruh dokumen kerja yang terkumpul lima tahun terakhir dikompilasi menjadi laporan SSR serta bukti hasil pembelajaran dan assessmen yang komprehensif. Penataan berbagai fasilitas yang dibangun dengan berbagai sumber pendanaan, serta prosedur keamanannya ditelaah dan dipastikan kembali fungsi, efektivitas dan keamanannya. Pada saat visitasi, seluruh dokumen pembelajaran, laboratorium, fasilitas komputasi dan otomasi, karya multidisiplin mahasiswa maupun dosen, serta keterlibatan alumni pada proses pembelajaran TF, tampil semaksimal mungkin. Namun yang terpenting dalam seluruh proses ini adalah bahwa semua anggota sivitas akademika Teknik Fisika, mulai dari mahasiswa, staf pengajar, karyawan, pimpinan institusi dan alumni menyumbangkan upaya terbaiknya untuk meraih ABET. Antusiasme seluruh jajaran ini sangat cemerlang selama visitasi berlangsung.
Akhirnya, perjuangan lebih dari 15 tahun tersebut membuahkan hasil. TF berhasil meyakinkan ABET bahwa seluruh komponen dan proses pembelajarannya layak meraih akreditasi internasional ABET yang diumumkan pada penghujung Agustus 2012. Hal ini menegaskan bahwa pengelolaan dana-dana pengembangan institusi secara bertanggung jawab, serta pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang unggul dan konsisten akan memberi hasil yang maksimal pula. Inilah bentuk pertanggung jawaban program studi Teknik Fisika kepada seluruh stake holdernya.
Setelah Peraihan ABET
Peraihan status terakreditasi ABET diraih bukan akhir perjalanan, melainkan awal babak baru. Kini seluruh jajaran TF mempunyai tanggung jawab lebih besar lagi untuk menjaga kepercayaan dunia industri dan masyarakat dan memastikan dipenuhinya tiga Obyektif Pendidikan (PEO) TF. Obyektif pendidikan yang pertama adalah menghasilkan Ahli Teknik Fisika yang mampu mengevaluasi dan menghasilkan solusi teknis serta kerekayasaan berbasis prinsip-prinsip fisika dalam konteks yang luas. Obyektif pendidikan kedua adalah menghasilkan insinyur profesional berkualitas yang mempunyai fleksibilitas dan keahlian dalam berbagai bidang kerekayasaan, khususnya dalam bidang (1) Instrumentasi dan Kontrol, (2) Lingkungan Binaan dan Sistem Energi dan (3)  Perancangan dan Pemrosesan Material. Obyektif pendidikan ketiga adalah menghasilkan individu yang mampu menempuh pendidikan lanjut atau merintis karir, dengan menjunjung tinggi profesionalisme, etika, serta hasrat untuk belajar sepanjang hayat.
Ketiga obyektif pendidikan ini dirumuskan bersama oleh Program Studi TF dan Advisory Board. Semangat obyektif ini adalah mendorong seluruh lulusan dengan percaya diri memperkenalkan diri sebagai Insinyur Teknik Fisika dengan spektrum keahlian yang luas dan nonkonvensional kepada industri dan masyarakat umum. Selanjutnya, obyektif ini juga mendorong seluruh jajaran TF untuk memberikan kinerja kerekayasaan yang berkualitas dalam bidang masing-masing, serta selalu bersikap etis dan bersedia belajar sepanjang hayat. Hal ini juga diperkuat dengan memotivasi lulusan TF untuk meraih sertifikasi internasional sebagai insinyur profesional dan berkontribusi dalam pembangunan global. Dengan demikian, bila masyarakat mencari insinyur yang inovatif, bersedia berpikir lebih untuk mencari solusi baru yang dibutuhkan masyarakat dan mampu mensinergikan individu dari berbagai bidang kerekayasaan, Teknik Fisika- lah jawabannya.
Bagi seluruh sivitas akademika Teknik Fisika, pengakuan ini bukanlah akhir dari pekerjaan, melainkan awal babak baru karena mengemban tanggung jawab yang sangat besar. Karena itu dukungan kader staf pengajar yang unggul,  mahasiswa yang unggul dan bermotivasi tinggi dan tenaga non akademik yang kompeten adalah satu keharusan untuk memelihara dan memperkokoh akreditasi Internasional yang telah tercapai. Dukungan ikatan alumni dan kerjasama industri juga menentukan arah pengembangan keilmuan Teknik Fisika, agar selalu visioner dan mampu mengantisipasi perkembangan teknologi. Semoga Teknik Fisika ITB dan seluruh jajarannya sukses mengemban amanat besar tersebut.