Akhir Maret 2015, mahasiswa sarjana TF ITB kembali menorehkan prestasi dalam Lomba Karya Cipta Maritim Nasional (Lokarina) yang diselenggarakan oleh Semarak Mahasiswa Perkapalan ITS. Tim yang terdiri dari Matsani Djanil dan Oktanio Sitradewa ini berhasil meraih predikat Juara 2 dan “The Best Prototype“
Matsani dan Oktanio memandang bahwa Indonesia memiliki lautan yang luas sehingga memerlukan:
- Transportasi antar pulau yang murah dan mudah dioperasikan
- Patroli laut untuk mengawasi kapal-kapal
- Angkutan untuk keadaan darurat
Dengan alasan itu maka mereka mengusulkan solusi pesawat amfibi. Rancangan mereka mengambil inspirasi dari unggas yang bisa berenang sehingga memiliki ciri khas:
- Tidak memerlukan pelampung
- Sayap memiliki lekukan sehingga mesin terpasang pada sayap dengan cukup tinggi
- Bongkar muat dapat dilakukan dengan mudah dari belakang
Matsani dan Okta mengerjakan rancangan pesawat ini sebagai Tugas Akhir di bawah bimbingan Dr. Augie yang memberi masukan tentang konstruksi mekanis, dan Dr. Estiyanti yang membimbing pemodelan matematis serta desain dan implementasi kontrolnya. Setelah melalui tahap desain, mock-up pesawat ini kemudian dibangun di workshop TF ITB.
Di Teknik Fisika, karya mereka cukup membuat semua rekan-rekannya tercengang. Sejak beberapa tahun ini, TF memang sudah berkecimpung di dunia kontrol wahana terbang. Akibatnya ada mahasiswa yang pernah menang lomba merancang roket LAPAN. Tahun lalu ada yang berjaya di PIMNAS dengan sistem penggerak quadrotor. Kali ini, Matsani dan Okta benar-benar mendorong kemampuan TF sebagai all-round engineer jauh sekali. Merancang pesawat terbang bung … it literally blows us out of the water. Ayo, hidupkan lagi cita-cita Habibie !!!