Jika kita membayangkan proses pembentukan suatu material baru selalu dilakukan dengan eksperimen secara manual, hal ini tidak terjadi pada Laboratorium Komputasi Material atau yang lebih dikenal dengan Lab Komat. Komputasi Material merupakan suatu permodelan dari sebuah produk fabrikasi. Suatu penelitian tentu tidak selalu berhasil dalam eksperimen yang pertama. Penelitian dilakukan berulang kali, seperti layaknya Thomas Alva Edison yang melakukan ekperimen berulang kali untuk menemukan bola lampu listrik. Tentu akan membutuhkan bahan yang banyak. Selain itu dalam 1 mol atom terdapat kemungkinan posisi sebanyak 6 x 1023 posisi. Berapa banyak kemungkinan bila produk tersebut disusun dari banyak unsur? Tentu dapat mencapai miliaran. Dengan adanya teknologi komputasi material ini, penelitian untuk menghasilkan suatu produk atau material tidak akan memerlukan banyak bahan. Simulasi dilakukan terlebih dahulu dengan mencoba susunan yang berbeda-beda.
Modelling and Simulation pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Prof. Hermawan K. Dipojono yang juga merupakan Dekan Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung. Beliau memiliki pengaruh besar pada perkembangan komputasi material di Indonesia. Laboratorium Komputasi Material berfokus pada pengembangan ilmu dan teknologi fisika kuantum serta perancangan material baru dengan teknik komputasi.
Laboratorium Komputasi Material ini dapat bersinergi dengan Laboratorium Proses Material, di atanranya adalah Laboratorium Komputasi Material mendesain dan merancang struktur yang kemudian dilanjutkan dengan pemrosesan dari Laboratorium Proses Material sehingga menghasilkan material baru sesuai yang diinginkan. Selain itu, Laboratorium Proses Material dapat menemukan material baru melalui pendekatan instrumental dan proses. Kemudian material baru tersebut dikaji lebih lanjut dengan pendekatan teoretis di laboratorium komputasi material untuk melihat sifat-sifat mikroskopik material baru tersebut.
Material baru yang pernah dikaji mendalam di dalam laboratorium ini di antaranya adalah fuel cell, biosensor, photocatalist, dan baterai mobil hybrid. Hasil yang diperoleh dalam Laboratorium Komputasi Material tidak berupa benda fisik material tersebut, tetapi berupa paten, paper, atau persentasi. Namun, pada laboratorium ini kita bisa melihat dan memahami sifat material baru yang sesungguhnya dari skala makro, mikro, bahkan nano karena pada laboratorium ini juga dilakukan penelitian dengan nanoteknologi.
Fokus riset yang sedang dikerjakan di laboratorium Komputasi Material adalah sebagai berikut
Fasilitas yang terdapat di laboratorium CMD adalah:
– 2 HPC (xeon) 24 core
– 2 HPC (opteron) 32 core
– Single Computer 6 x 6 core
Adapun penelitian yang sudah dihasilkan dari lab Komputasi Material antara lain adalah:
- Prabowo, W.A.E., Agusta, M.K., Nugraha, Subagjo, Lubis, A.H., Dipojono, H.K.
“The investigation of the adsorption of thiophene on nimos surface: A density functional theory study” (2014) Lecture Notes in Electrical Engineering, 275 LNEE, pp. 25-39.
- Refino, A.D., Agusta, M.K., Dipojono, H.K., Nugraha
“First principle study of hydrazine and OH- Co-adsorption on Ni(111) in high coverage system” (2014) Advanced Materials Research, 893, pp. 35-38.
- Afifah, H., Tanuwijaya, V.V., Nugraha, Dipojono, H.K.
“Lithium mobility in lithium-montmorillonite/poly(ethylene oxide) electrolytes: A molecular dynamics simulation study” (2014) Advanced Materials Research, 893, pp. 834-837.
- Ginting, L.Y., Agusta, M.K., Nugraha, Lubis, A.H., Dipojono, H.K.
“Cr, Fe – doped anatase TiO2 photocatalyst: DFT+U investigation on band gap” (2014) Advanced Materials Research, 893, pp. 31-34.
- Lintangpradipto, M.N., Wungu, T.D.K., Lubis, A.H., Dipojono, H.K., Nugraha
“Density functional theory study: Interactions of lithium-montmorillonite with poly (ethylene oxide) as preliminary investigation of lithium polymer conductivity” (2014) Advanced Materials Research, 893, pp. 790-793.
dan masih banyak lagi..