Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi dapat berubah bentuk. Mungkin kalimat ini tidak asing terdengar di telinga kita.Energi adalah salah satu sumber kehidupan yang ada di bumi ini. Terkadang kita tidak menyadari tindakan yang kita lakukan kurang mengoptimalkan energi yang ada, misalnya penggunaan bahan bakar bensin yang kurang optimal malah menghasilkan gas buang lebih banyak daripada energi yang digunakan. Pada Laboratorium Manajemen Energi kita akan mempelajari tentang pemanfaatan energi yang lebih optimal, efektif, dan efisien. Fokus riset yang dilakukan pada lab ME ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Beberapa topik khusus yang sedang dikerjakan di laboratorium ini antara lain adalah SHET, monitoring energi, dan monitoring gas. Selain itu, laboratorium Manajemen Energi juga mengambil bagian dalam riset untuk mobil listrik nasional (MOLINA).
SHET adalah singkatan dari Sistem Hibrid Energi Terbarukan. Sistem ini bekerja dengan cara menggabungkan beberapa sumber energi terbarukan yang bersifat non-fosil. Salah satu proyek aplikasi dari SHET yang pernah digarap oleh Laboratorium Manajemen Energi adalah jembatan Suramadu. Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura ini mempunyai sumber listrik yang independen, dengan kata lain penerangan jalan dan keperluan listrik lainnya menggunakan Sistem Hibrid Energi Terbarukan (SHET) sehingga konsumsi listrik tidak bergantung pada Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sistem ini juga rencananya akan diaplikasikan di ITB, tepatnya di Labtek VI, tempat Laboratorium Manajemen Energi ini berada. Sumber energi alternatif yang akan digunakan pada gedung ini adalah solar cell dan fuel cell yang dimiliki oleh Laboratorium Manajemen Energi.
Salah satu terobosan yang dikembangkan oleh Laboratorium Manajemen Energi adalah gas monitoring yang digunakan untuk mengetahui kandungan dan komposisi dari suatu gas di tempat tertentu. Salah satu contoh dari aplikasi gas monitoring adalah pengukur kadar polusi yang ada di beberapa jalan Kota Bandung. Di daerah Tegalega, Bandung sudah terdapat monitor yang menginformasikan komposisi dari gas yang ada di daerah tersebut. Namun informasi yang ditampilkan masih menganut sistem manual, artinya data dimasukkan sendiri oleh operator sehingga kemungkinan data tidak terlalu akurat. Di sinilah letak terobosan baru dari Laboratorium Manajemen energi yang mengembangkan sistem agar data yang diperoleh adalah data real time. Sistem ini akan mengintegrasikan alat ukur yang dipasang di jalan raya dengan sebuah server penerima. Data hasil pengukuran tidak hanya dapat ditampilkan di monitor yang ada di jalan tersebut, tetapi juga sinyal data dari server ini diteruskan ke smartphone melalui aplikasi khusus sehingga pemantuan kadar polusi udara dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun.
Pada Laboratorium Manajemen Energi juga meneliti tentang material baterai. Saat ini material baterai yang paling efisien adalah Lithium, tetapi ini tidak mematahkan langkah untuk mencari alternatif materil lainnya yag lebih efisien dari Lithium dan kelak menjadi material utama baterai.
Laboratorium Manajemen Energi rutin mengadakan Laboratorium Meeting yang mendiskusikan apapun tentang energi bersama Pak Edi Leksono, pakar Energi yang juga dosen Teknik Fisika ITB dan para asistennya. Laboratorium Meeting ini terbuka untuk umum. Jadi bagi yang memiliki keingintahuan mengenai energi, Laboratorium Manajemen Energi yang terletak di Labtek VI lantai 3 terbuka untuk anda.