Mahasiswa TF ITB, Prasetyo W., Beserta Tim Berhasil Raih Best International Award di Automation NTUST 2019

26 November, 2019

Bandung, tf.itb.ac.id – Mahasiswa Teknik Fisika, Prasetyo W., meraih penghargaan Best Internasional Award pada perhelatan Automation NTUST 2019 beserta tim yang diadakan di Taiwan Tech, NTUST, Taipei, Taiwan, pada tanggal 22 November 2019,. Ia dan tim ikut serta dalam kompetisi 2019 National Indsutry 4.0 Contest yang merupakan bagian dari konferensi Automation NTUST 2019 yang diadakan oleh National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) dengan kerja sama antara NTUST dan Chinese Institute of Automation Engineers (CIAE).

Prasetyo bersama dengan Ilham F. Putra (Teknik Informatika), Rizky Utama (Teknik Industri), dan Apriyadi Hegarto (Teknik Mesin) memenangi kompetisi ini dengan karya mereka yang berjudul “A Scaleable Human-Robot Interaction Safety System : Computer Vision and Industrial Internet of Things Approach”. Judul ini merupakan hasil brainstorming tim dengan bimbingan Dr. Sri Raharno, S.T., M.T. dari Teknik Mesin untuk keikutsertaaanya dalam kategori Machine Network.

Ide ini dilatarbelakangi oleh maraknya penggunaan Human-Robot Collaboration (HRC) dalam kemajuan industri untuk tuntutan flexibilitas dan kemampuan penyelesaian permasalahan kompleks. Namun, HRC tidak hadir tanpa masalah, permasalahan keamanan masih menjadi suatu masalah krusial dalam implementasinya. “Tentu saja kita tidak ingin ada kecelakaan kerja yang terjadi ketika manusia berinteraksi langsung dengan robot yang bekerjanya secara prosuderal dan terprogram pada ritme pekerjaan yang masih konvensional, ” jelas Pras, sapaan akrab Prasetyo.

Solusi untuk permasalahan ini juga sudah ada selama ini. “Ya, kalau mau yang sederhana, kita ganti semua sistem yang sudah ada pakai sistem baru atau menambhakan sensor-sensor spesifik pada robot yang akan kita gunakan di sistem existing, ” ujar Pras. Tentu saja, solusi tersebut sangat mahal dan tidak mudah implementasinya. Untuk itu, Pras beserta tim mengajukan ide untuk menggunakan image processing sebagai solusi.

“Secara umum, kita pakai 4 sub-sistem, yaitu computer vision, machine learning, big data, dan industrial internet of things, ” ucap Pras. Dengan 4 sistem ini, ia dan tim ingin membangun sebuah perangkat alarm yang bisa mengenali keberadaan kita yang sedang di zona berbahaya atau tidak hanya dari tangkapan gambar lewat kamera – semacam CCTV. “Lewat sistem ini, kami meyakini bahwa perpindahan teknologi hari ini dengan HRC nantinya akan dapat dijalankan secara sederhana, lebih terukur dan efektif, ” tambahnya lagi.

Ide tersebut berhasil menarik perhatian dan apresiasi dari para juri, terbukti ide ini berhasil meraih Best Internasional Award dalam kompetisi. Tim ITB sendiri mempresentasikan ide mereka lewat poster dan diagram sederhana dari cara kerja dan build dari sistem.